BANDAR BOLA - Kisah cinta tak sampai Siti Nurbaya, bisa jadi bukan cerita semata. Bila Anda penasaran, cobalah berziarah ke sebuah makam yang konon menjadi 'rumah abadi' Siti Nurbaya di Padang.
Siapa tak kenal dengan kisah cinta tak sampai Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri. Kisah cinta yang terhalang karena perjodohan ini ditulis oleh Marah Rusli. Legenda ini, juga sangat terkenal hingga ke Malaysia dan Singapura, lho.
Yang disebut Gunung Padang atau Bukit Siti Nurbaya tingginya hanya sektiar 700 mdpl. Di sini ada sebuah makam yang dipercaya sebagai makam Siti Nurbaya. Bukit ini berlokasi di Kota Padang, Sumatera Barat.
Untuk menuju makam tersebut, traveler harus menaiki anak tangga permanen. Tangga ini tidak curam, sudah diberi tembok dan railing pengaman pada sisi yang menghadap ke laut.
Meskipun banyak anak tangga yang harus dilalui, dedaunan dari pepohonan yang masih rimbun menaungi pengunjung. Selain itu, angin laut yang bertiup sepoi-sepoi menjadikan rasa lelah tak terlalu terasa.
Dahulu, bukit ini pernah menjadi bunker Jepang pada masa Perang Dunia Kedua. Sebuah bunker lengkap dengan meriam asli yang masih terawat dengan sangat baik, bisa Anda jumpai di sini. Ke atas sedikit, ada sebuah bunker yang cukup terawat dan Anda bisa masuk melihatnya.
Sesaat sebelum mencapai puncak bukit, ada celah sempit yang terletak di antara tebing batu. Kami pun memasuki celah itu, lalu ada anak tangga yang sangat curam dan sempit. Itulah jalan yang harus dilewati untuk mendekati makam yang diselimuti kain biru.
Wisatawan harus melangkah dengan hati-hati. Itulah 'rumah abadi' yang dipercaya sebagai makam Siti Nurbaya.
Dari situ, kami melanjutkan perjalanan sampai ke puncak bukit. Di sini pelancong bisa beristirahat sambil duduk-duduk di bangku beton. Tak hanya itu, Anda juga bisa sembari memandang teluk. Di satu sisi terlihat Kota Padang dan di sisi lainnya terdapat gugusan pulau kecil di sekitar kota.
Karena di atas sini tidak ada yang menjual makanan dan minuman, sebaiknya Anda membawa cemilan dan minuman. Ya, pasti Anda akan kehausan setelah mendaki bukit.
Agar pemandangan indah dari atas bukit ini tetap terpelihara, wisatawan harus menjaga kebersihan dan keasrian bukit ini. Meskipun tidak ada tempat sampah yang terlihat, janganlah Anda mengotori bukit ini dengan sampah!
Setelah Magrib, datanglah ke Jembatan Siti Nurbaya yang kedua sisinya telah dipenuhi penjaja kopi, pisang goreng, dan jagung bakar. Sebelum gempa besar mengguncang, kedua sisi sungai yang ada di bawah jembatan, terlihat cantik dengan lampu dari gedung-gedung tua. Lampu-lampu itu pun meramaikan malam di Kota Padang. (pnc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar