Kami adalah Agen Judi Online Terpercaya yang telah hadir menemani para Player selama 5 tahun belakangan ini. Kami menyediakan berbagai macam hal yang dibutuhkan para Player, seperti, Togel Online, Dewa Poker, Tangkasnet, Bola Tangkas, Prediksi Bola, Judi Online, Judi Bola Online.
Kamis, 31 Juli 2014
GAJAH KECANDUAN NARKOBA AKHIRNYA SEMBUH JUGA SETELAH DIREHAB
BANDAR BOLA - Kecanduan narkoba ternyata tak hanya dialami manusia, ternyata hewan pun bisa mengalaminya. Ada 4 gajah yang kecanduan narkoba setelah dipelihara oleh gangster. Untunglah kini mereka akhirnya sembuh setelah menjalani rehab selama setahun.
Keempat gajah itu kecanduan narkoba karena diberi makan pisang diolesi heroin sejenis obat bius atau opium. Penyelundup memang kerap menggunakan binatang untuk memasukkan narkoba di perbatasan Tiongkok-Myanmar. Mereka biasanya memberikan binatang itu narkoba agar lebih jinak dan menuruti perintah.
Namun setelah gangster tertangkap dan gajah-gajah itu dibawa ke penangkaran ternyata mereka bersikap agresif dan terus gelisah. Akhirnya petugas penangkaran gajah liar di provinsi Yunan, Tiongkok, melakukan tes selama 9 tahun ini dan menemukan narkoba dalam tubuh keempat gajah itu. Kemudian keempat gajah tersebut menjalani detoksifikasi menggunakan obat methadone selama setahun dan berhasil.
Penyembuhan ini adalah perjuangan panjang namun kami yakin mereka sudah aman untuk bergabung lagi dengan komunitas gajah, bahkan sudah ada yang berkeluarga," ucap Chen Jiming seperti dikutip asiabolabet.info. Ia juga menambahkan seharusnya pemerintah mengubah hukum untuk menghukum orang yang membuat gajah kecanduan narkoba.
Sama seperti manusia, gajah yang kecanduan juga nagih ketika tidak diberi narkoba. Mereka akan menurut majikannya untuk menyelundupkan obat terlarang yang diangkut di punggungnya selama diberi hadiah buah berlapis narkoba. Itu sebabnya penangkaran melakukan rehabilitasi layaknya manusia pada gajah karena tak pernah menemui kasus ini sebelumnya.
Gajah-gajah itu mengkonsumsi methadone 5 kali lipat dari yang dipakai manusia saat memulai rehab dan jumlahnya dikurangi seiring perkembangan hingga akhirnya tidak memakainya lagi," jelas Chen Jiming. "Mereka juga kesulitan karena mengalami efek yang sama dengan manusia ketika penyembuhan seperti sakau.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar